Mencintai Diri

Mencintai Diri: Perjalanan Sepanjang Hidup

Mencintai Diri Ada satu hal yang hampir semua orang perjuangkan, tapi terkadang sulit dicapai: mencintai diri. Kalau kamu pikir itu mudah, coba deh tanya diri sendiri, seberapa sering kamu merasa cukup? Atau justru merasa selalu kurang dan gak puas dengan siapa kamu? Ini bukan sesuatu yang bisa protogel dicapai dalam semalam, bahkan meskipun kita sudah tahu semua tips di luar sana tentang self-love. Lifestyle Mencintai diri adalah perjalanan yang panjang, penuh lika-liku, dan kadang terasa gak jelas ujungnya.

Aku juga nggak lepas dari perjalanan ini. Seperti kebanyakan orang, aku dulu cenderung lebih fokus wikipedia pada apa yang orang lain pikirkan tentang aku. Kayak, kalau orang lain bilang aku ini kurang, aku jadi percaya aja. Kalau mereka bilang aku gemuk, jelek, atau kurang pintar, rasanya itu bisa jadi kebenaran yang sulit dihindari. Padahal, siapa sih yang gak pernah ngalamin itu? Mau kamu remaja, dewasa muda, atau bahkan sudah lebih matang, rasa ragu tentang diri sendiri itu kadang datang tanpa diundang.

Tapi, perjalanan mencintai diri gak pernah lurus. Kadang ada momen di mana aku merasa udah cukup, merasa percaya diri, tapi ada kalanya, di saat-saat tertentu, aku kembali terjebak dalam perasaan insecure. Misalnya, beberapa tahun lalu aku sempat terlalu terobsesi dengan standar kecantikan yang gak realistis. Setiap kali melihat cermin, yang aku lihat cuma kekurangan. Dan akhirnya, perjalanan itu membawa aku pada satu titik kesadaran: kalau aku gak bisa terus-terusan nyalahin diri sendiri. Kalau gak mulai dari diri sendiri, siapa lagi yang bakal kasih aku kasih sayang?

Mencintai Diri itu Berarti Menerima Kekurangan dan Kelebihan

Salah satu langkah pertama dalam mencintai diri adalah belajar menerima kekurangan. Ini bisa jadi hal yang berat, terutama kalau kita terbiasa melihat diri kita sebagai orang yang ‘sempurna’. Tapi jujur aja, siapa sih yang sempurna? Aku dulu sering merasa, kalau nggak punya tubuh ideal, nggak punya wajah sempurna, maka aku nggak cukup berharga. Itu hal yang sangat toxic.

Mencintai Diri

Coba deh, pikirin. Apa kamu pernah merasa bahwa tubuhmu gak cukup baik, atau wajahmu gak cukup menarik? Bahkan kalau kamu sudah merasa cukup, ada aja yang bikin kamu merasa kurang. Itu bagian dari perjalanan. Untuk bisa mulai mencintai diri, kamu perlu belajar menghapus standar-standar itu dan berfokus pada hal-hal positif yang kamu punya.

Yang aku pelajari adalah, mencintai diri itu bukan berarti kamu harus jadi orang yang sempurna, tapi lebih kepada bagaimana kamu bisa menerima semua bagian dari dirimu—baik itu kelebihan maupun kekurangan. Aku ingat dulu sempat merasa insecure soal tubuh. Kalau lihat teman-teman yang langsing atau punya perut rata, aku jadi ngerasa, “Kenapa sih aku gak bisa kayak mereka?” Tapi ternyata, saat aku mulai lebih fokus pada hal-hal yang aku suka tentang diriku sendiri—misalnya, aku suka dengan cara aku mengelola waktu, atau aku merasa senang bisa membantu orang lain—aku mulai merasakan kepercayaan diri yang lebih besar.

Menghentikan Self-Criticism yang Berlebihan

Kamu pernah gak sih terjebak dalam lingkaran kritik diri yang gak ada habisnya? Misalnya, kalau kamu salah satu orang yang suka ngejudge diri sendiri terus-menerus, maka itu hal yang perlu diubah. Aku dulu juga sering banget mikir, “Gak ada yang bisa aku lakuin dengan benar,” atau “Aku gak akan pernah berhasil.” Itu cuma bikin aku terus-terusan merasa gagal.

Mencintai diri bukan berarti gak pernah merasa kecewa atau gagal, tetapi lebih kepada bagaimana kamu merespons perasaan itu. Gak ada orang yang bisa sempurna, dan kegagalan itu adalah bagian dari perjalanan yang membentuk kita jadi lebih kuat. Aku ingat, ketika pertama kali ngeblog, aku ngerasa tulisan aku jelek banget. Tapi aku berhenti sebentar dan mikir, “Kalau aku gak coba, gimana bisa tahu?” Akhirnya, aku belajar untuk menghargai proses dan gak terlalu keras pada diri sendiri.

Salah satu hal yang aku lakukan untuk menghentikan self-criticism adalah dengan berbicara dengan diri sendiri seperti aku berbicara dengan sahabat. Kalau sahabat aku lagi down, tentu aku gak bakal bilang “Kamu gak cukup baik, kamu gagal.” Sebaliknya, aku bakal bilang, “It’s okay to feel this way, tapi kamu sudah berusaha sebaik mungkin. Coba lagi, kamu pasti bisa.” Nah, itu juga yang aku coba lakukan untuk diri sendiri.

Jangan Terlalu Banyak Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Satu hal lagi yang sering bikin kita gak bisa mencintai diri adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Aku tahu, di zaman serba digital ini, kita sering banget scrolling media sosial dan lihat kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna. Kadang, itu bisa bikin kita merasa gak cukup. Tapi ternyata, membandingkan diri dengan orang lain itu nggak sehat sama sekali.

Mencintai Diri

Aku sempat terjebak dalam mindset “Kenapa dia bisa, aku gak bisa?” dan itu bikin aku stress. Padahal, apa yang kita lihat di media sosial belum tentu gambaran utuh dari kehidupan seseorang. Mungkin mereka juga punya kekurangan dan masalah yang nggak kita lihat. Jadi, penting banget untuk selalu ingat, kita punya perjalanan hidup kita sendiri.

Untuk aku, ini salah satu tantangan terbesar. Mencintai diri itu bukan soal menjadi orang lain, tapi menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Cobalah untuk lebih sering fokus pada perkembangan diri, daripada mencuri kebahagiaan orang lain. Itu salah satu cara aku belajar untuk mencintai diri.

Mencintai Diri Itu Juga Menghargai Waktu untuk Diri Sendiri

Gak kalah pentingnya dalam perjalanan ini adalah belajar memberi waktu untuk diri sendiri. Kadang-kadang, kita terjebak dalam rutinitas yang padat dan lupa untuk merawat diri. Aku pernah ngerasa burnout karena terlalu banyak mikirin orang lain dan menomorsatukan pekerjaan. Tapi akhirnya aku sadar, kalau aku gak peduli sama diri sendiri, siapa yang bakal melakukannya?

Mencintai diri itu juga tentang memberi diri kita waktu untuk istirahat, berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi, atau melakukan hobi yang kita suka. Aku sendiri mulai luangin waktu untuk melakukan yoga atau cuma duduk santai dengan secangkir kopi. Itu hal-hal kecil yang kadang bikin kita merasa lebih baik.

Mencintai Diri Itu Proses Seumur Hidup

Penting untuk diingat bahwa mencintai diri itu bukan tujuan akhir, tapi sebuah perjalanan yang seumur hidup. Ada hari-hari di mana kamu bakal merasa luar biasa, dan ada kalanya kamu akan merasa down. Tapi yang pasti, selama kamu terus berusaha untuk lebih menerima diri dan memberi perhatian pada kebutuhanmu, kamu sedang berjalan di jalur yang benar.

Mencintai Diri

Mencintai diri bukan berarti kamu berhenti berusaha menjadi lebih baik, tapi kamu belajar untuk memberi apresiasi terhadap setiap langkah kecil yang kamu ambil. Jangan lupa, perjalanan ini akan membawa kamu pada versi terbaik dari dirimu.

Baca Juga Artikel Ini: Me Time: Waktu Sendiri yang Menyembuhkan