Page Contents
- 1 Pertama Kali Gue Dengar “Global Citizen NOW”, Gue Kira Cuma Event Musik Biasa
- 1.1 Waktu Gue Ikut Aksi Online Pertama, Rasanya Kayak Voting di Dunia Nyata
- 1.2 Panel Diskusi yang Bikin Gue Merinding: Perubahan Iklim dan Generasi Kita
- 1.3 Aksi Nyata Pertama: Kampanye Air Bersih Buat Sekolah di NTT
- 1.4 Frustasi? Iya. Banyak Orang Masih Nganggep Ini Cuma Gimik
- 1.5 Tips Buat Kamu yang Mau Gabung Global Citizen NOW dari Indonesia
- 1.6 Kenapa Global Citizen Sekarang Penting Buat Generasi Kita?
- 1.7 Kata Akhir: Dunia Gak Butuh Penonton Lagi
Gue awalnya tahu Global Citizen dari konser mereka yang selalu heboh—line up-nya gila: Coldplay, Beyoncé, BTS, dan lainnya. Tapi pas scroll lebih lanjut, gue nemu nama acaranya yang beda dari biasanya: “Global Citizen NOW.”
Waktu itu gue mikir:
“Ini konser lagi? Atau semacam TED Talk buat aktivis elit doang?”
Tapi karena penasaran, gue klik satu video panel diskusinya, dan… BOOM. Gue langsung kebuka matanya.
Bukan cuma soal hiburan. Ini soal gerakan global buat ngelawan kemiskinan ekstrem, krisis iklim, ketimpangan pendidikan, dan kesehatan yang timpang. Dan, yang lebih penting: mereka ngajak siapa aja buat ikut.
Gue mikir, “Serius nih? Orang kayak gue juga bisa jadi bagian dari ini?”
Pertama Kali Gue Dengar “Global Citizen NOW”, Gue Kira Cuma Event Musik Biasa
Waktu Gue Ikut Aksi Online Pertama, Rasanya Kayak Voting di Dunia Nyata
Di website Global Citizen, mereka punya sistem keren: lo bisa “mengumpulkan poin” dengan melakukan aksi digital—kayak nonton video edukasi, tanda tangan petisi, kirim tweet ke pejabat publik, sampai ikutan kuis.
Gue coba-coba ikutan. Awalnya karena pengen dapet kesempatan menang tiket konser (jujur aja). Tapi pas nulis tweet buat minta negara-negara G7 bantu dana vaksin global, tiba-tiba muncul notifikasi:
“Tweet kamu sudah dikirim ke akun resmi PM Kanada.”
Dan lo tahu rasanya?
“Gue baru aja nge-tag perdana menteri soal keadilan vaksin. Gila sih.”
Itu momen pertama gue ngerasa bahwa aktivisme gak harus ribet. Bahkan dari HP, lo bisa punya suara.
Panel Diskusi yang Bikin Gue Merinding: Perubahan Iklim dan Generasi Kita
Di salah satu sesi Global Citizen NOW, gue nonton live panel yang bahas climate crisis bareng Greta Thunberg, Vanessa Nakate, dan ilmuwan muda dari Asia Tenggara.
Salah satu kalimat yang nyangkut banget di kepala gue:
“Kalau kamu masih hidup di tahun 2050, maka kamu punya tanggung jawab buat mulai berubah hari ini.”
Itu bukan cuma kata-kata motivasi. Mereka bawa data soal kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius dan dampaknya ke negara-negara Asia—banjir, gagal panen, migrasi iklim.
Gue langsung mikir: “Kita di Indonesia gak punya banyak waktu. Kalau kita tunggu negara besar bertindak duluan, kita udah tenggelam.”
Aksi Nyata Pertama: Kampanye Air Bersih Buat Sekolah di NTT
Gue gabung komunitas Global Citizen lokal via grup WA, dan kita mulai aksi kecil: galang dana buat bikin sumur air bersih di sekolah dasar di Kupang, NTT.
Bekerja sama bareng LSM lokal, kita ngumpulin dana lewat platform donasi. Targetnya cuma 30 juta. Tapi karena kita semua share infonya nonstop—di Instagram, Twitter, bahkan broadcast WA—kita tembus 45 juta dalam 2 minggu.
Dan momen paling magis?
Kita dapet foto dari anak-anak sekolah itu, lagi cuci tangan di wastafel baru hasil dari kampanye kita.
Gue gak bisa tahan haru. Itu bukan soal air.
Itu soal martabat. Soal gimana satu sekolah kecil gak perlu lagi ambil air dari sungai keruh 2 kilometer jauhnya.
Frustasi? Iya. Banyak Orang Masih Nganggep Ini Cuma Gimik
Gue sempet kesel juga, karena beberapa temen ngeledek:
“Yah, lo aktivis keyboard doang. Nyuruh orang nge-tweet, terus apa? Dunia berubah?”
Tapi setelah banyak baca dan diskusi, gue dapet perspektif: perubahan itu bukan selalu soal revolusi besar. Tapi konsistensi dari jutaan aksi kecil.
Dan lo tau gak? Hasil nyata dari gerakan ini gak main-main:
-
Pemerintah Norwegia nyumbang Rp 2 triliun buat pendidikan anak-anak pengungsi, setelah kampanye GC
-
Beberapa selebritas dunia jadi donor aktif buat program air bersih & sanitasi di Afrika
-
Di Global Citizen Festival, India janji tambah distribusi vaksin ke negara miskin
Semua itu gak bakal kejadian kalau jutaan orang di seluruh dunia gak ikut push.
Tips Buat Kamu yang Mau Gabung Global Citizen NOW dari Indonesia
-
Daftar gratis di globalcitizen.org – lo langsung bisa pilih isu yang lo peduliin.
-
Ikut tantangan digital – misal: tweet ke pemimpin dunia soal krisis Gaza, kirim email ke parlemen Uni Eropa, dll.
-
Ajak komunitas lo buat ikut – makin banyak yang ikut, makin besar dampaknya.
-
Gabung event lokal atau virtual meet-up – banyak banget komunitas GC di Asia sekarang, tinggal cari.
-
Gunakan platform lo (sosmed, blog, podcast) buat nyebarin cerita, edukasi, dan aksi-aksi yang bisa dilakukan.
Kenapa Global Citizen Sekarang Penting Buat Generasi Kita?
Gue percaya banget—kita generasi yang hidup di antara kekacauan dan harapan.
-
Kita tahu soal ketimpangan ekonomi, tapi kita juga punya tools buat edukasi massal.
-
Kita hidup di era informasi, tapi juga diancam disinformasi.
-
Kita capek lihat pemimpin dunia debat, tapi kita bisa bikin petisi sendiri viral.
Global Citizen NOW itu bukan organisasi elit. Itu panggilan.
Panggilan buat semua orang yang percaya bahwa dunia ini bisa lebih adil—kalau kita mau gerak bareng.
Kata Akhir: Dunia Gak Butuh Penonton Lagi
Kalau dulu kita cuma bisa berharap pemimpin negara yang bergerak, sekarang?
Lo, gue, dan siapa pun dengan koneksi internet udah cukup buat bikin noise yang didengar sampai ruang sidang PBB.
Global Citizen NOW bukan cuma tentang panggung megah dan lighting kece. Tapi tentang gerakan kecil yang bisa ngubah nasib satu komunitas.
Dan lo gak harus jadi seleb buat jadi bagian dari itu.
Lo cuma butuh satu hal: peduli.
Baca Juga Artikel dari: Tips Interview Kerja dari Pengalaman Gagal Gue: Dari Gugup
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Information